Pulau Bangka, bersama dengan Belitung mungkin lebih terkenal karena pariwisata pantainya yang memang menyuguhkan pemandangan indah dan elok. Namun siapa sangka bahwa di sisi lain Pulau Bangka terdapat sebuah hutan eksotis yang sayang untuk dilewatkan. Hutan Pelawan, begitu hutan itu dinamakan.
Hutan ini tak jauh dari bandar udara Depati Amir, Pangkal Pinang, hanya sekitar 30 menit perjalanan. Dinamakan Hutan Pelawan ternyata disebabkan banyaknya pohon endemik Pulau Bangka yang bernama Pohon Pelawan. Tentunya hal tersebut menjadikan hutan ini semakin berbeda dengan hutan-hutan lain di Indonesia.
Seperti halnya hutan-hutan tropis lain di Indonesia, Hutan Pelawan juga merupakan habitat berbagai macam jenis hewan-hewan liar. Sekitar 96 spesies burung tinggal di hutan ini, sehingga di pagi hari akan terdengar riuh suara kicauan burung-burung yang bersahutan dari hutan ini.
Pohon Pelawan sendiri memiliki karakteristik yang khas, sehingga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai pohon ini. Salah satu keunikan Pohon Pelawan adalah batangnya yang berwarna merah. Dan memang selama ini wisatawan yang mengunjungi Hutan Pelawan adalah mereka yang merasa penasaran dengan tampilan fisik Pohon Pelawan.
Ada beberapa jenis paket wisata di Hutan Pelawan. Wisatawan bisa memilih wisata biasa atau wisata malam. Untuk wisata malam, wisatawan harus menghubungi pengelola terlebih dahulu, untuk menyediakan guide dan penjaga bagi para wisatawan yang ingin mencoba wisata malam di Hutan Pelawan. Untuk menikmati wisata malam, akan dikenakan biaya sekitar Rp 750.000 untuk 10 orang plus guide dan penjaga sebanyak lima orang. Fasilitas yang akan didapat adalah snack dan rumah kayu untuk beristirahat.
Selain paket wisata, terdapat juga paket terapi sengatan lebah. Terapi seharga Rp 50.000 dengan tiga kali sengatan. Terapi ini diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti rematik, lemah syahwat, diabetes, kolestrol, dan sebagainya. Namun jangan lupa oleh-oleh Jamur Pelawan serta madu khas Hutan Pelawan.
0 comments:
Post a Comment