Monday, August 10, 2015

// // Leave a Comment

Ternyata Ada Kota Kuno di Dasar Laut Jawa

Dasar laut masih menyimpan berbagai misteri yang belum terungkap. Dari berbagai macam makhluk laut yang belum teridentifikasi, harta karun, hingga reruntuhan kota-kota kuno. Ketika seorang penulis Brasil menuliskan mengenai kemungkinan letak kota kuno Atlantis yang menurutnya ada di Indonesia, beberapa penelitian telah dilakukan di Indonesia meskipun tidak secara khusus meneliti mengenai kemungkinan adanya kota kuno di dasar lautan Indonesia. Penelitian tersebut, seperti yang dilakukan oleh Kapten Hans Berekoven pada era 90an mengarungi lautan Indonesia untuk meneliti struktur dasar laut Indonesia.
Hans cukup terkejut melihat bahwa dasar laut Indonesia cukup dangkal hanya sekitar kurang lebih 60 meter. Fakta tersebut cukup memberinya keyakinan bahwa terdapat daratan kering di masa lalu di tempat yang sekarang menjadi lautan. Laut Jawa, yang juga menjadi tempat penelitian Hans, merupakan bagian dari Paparan Sunda yang terendam air di era akhir Zaman Es. Paparan Sunda ini konon merupakan penghubung antara Pulau Jawa dengan daratan wilayah Asia Tenggara.


Menurut Hans, wilayah Asia di masa lalu sangat subur dan hangat ketika tempat-tempat lain di dunia mengalami iklim dingin. Hal inilah yang mendorong beberapa populasi nomaden dari China, India, dan beberapa kawasan lain di Asia bermigrasi ke wilayah ini dan menjadikan wilayah ini pusat-pusat peradaban. Iklim dan kondisi tanah yang kondusif dan subur mengakibatkan para pendatang itu yang semula merupakan masyarakat nomaden menjadi masyarakat yang menetap dan bertahan hidup dengan bercocok tanam. Menurut Hans, anggapan bahwa pertanian pertama kali berkembang di Mesopotamia adalah keliru. Pertanian dan peternakan pertama kali berkembang di Indonesia kuno.
Namun zaman es yang telah berlangsung selama kurang lebih 60 ribu tahun berakhir. Menurut Hans, zaman es berakhir karena adanya meteor yang jatuh ke bumi dan mengakibatkan es di dunia mencair. meteor atau asteroid yang menghantam bumi di wilayah Amerika Utara ini menyebabkan pemanasan global besar-besaran, mencairkan tudung es di kutub utara dan mengakibatkan banjir bandang yang menenggelamkan sebagian besar wilayah Paparan Sunda.


Dengan tenggelamnya Paparan Sunda, segala kemajuan teknologi peradaban lampau yang ada di wilayah tersebut otomatis juga hilang. Menurut Hans, ia belum bisa menentukan seberapa maju peradaban lampau yang menghuni Paparan Sunda karena data seismik yang ia peroleh ketika meneliti Laut Jawa, tanda-tanda awal peradaban tersebut sudah terlihat. Meski begitu ia masih kesulitan karena kedalaman laut yang ia teliti mencapai 1000 meter.

Keyakinan Hans atas kota kuno di bawah lautan Indonesia bertambah ketika ia mendengar adanya penemuan kota kuno lain di India, tepatnya di bawah lautan Teluk Cambay, yang ada di pantai barat India. Objek-objek bujur sangkar dan lingkaran ditemukan di bawah laut, bentuk-bentuk geometris tak mungkin berada di bawah laut kecuali karena hal tertentu. Yang lebih mengejutkan mengenai objek-objek itu adalah usianya yang sangat tua. Beberapa artefak yang ditemukan ternyata berusia mencapai 19 ribu tahun yang lalu, yaitu pada zaman es, lebih tua dari artefak tertua yang selama ini diketahui yaitu artefak dari Jepang yaitu Tembikar Jomon yang berusia 12 ribu tahun.


Dengan penemuan itu, Mesopotamia kini bukanlah yang tertua. Dan menurut Hans, terdapat beberapa kota kuno terdapat di beberapa wilayah Asia yang sezaman dengan zaman es, tetapi menurut Hans, Indonesia memiliki bagian terbesar dari peradaban kuno zaman es. (segalaberita.com)

0 comments:

Post a Comment