Monday, August 3, 2015

// // Leave a Comment

Misteri Orang Bunian

Isu mengenai orang bunian di Indonesia sudah berkembang sejak lama. Isu ini tidak hanya ada di satu wilayah tertentu saja, tetapi di berbagai tempat bahkan tempat yang terpisah oleh lautan mempunyai mitos yang hampir serupa mengenai orang bunian. Terdapat berbagai pendapat mengenai apa siapa orang bunian ini sebenarnya. Ada yang menyebutkan bahwa orang bunian adalah semacam makhluk halus, atau sejenis kera langka yang belum diketahui, sampai pendapat yang menyebutkan bahwa mereka adalah jenis manusia yang berbeda.


Namun dari sekian banyak isu mengenai orang bunian ini, salah satu tempat yang paling terkenal dengan kisah orang bunian adalah di Sumatra Barat, tepatnya di Minangkabau. Di Minangkabau, orang bunian diartikan sebagai semacam makhluk halus yang mendiami tempat-tempat sepi atau rumah-rumah kosong yang telah lama ditinggalkan. Namun, kadang-kadang orang bunian ini di Minangkabau juga disebut sebagai dewa - dewa disini berbeda dengan dewa-dewa Hindu atau Budha.
Selain di Minangkabau, tempat yang juga terkenal dengan kisah orang bunian adalah di daerah sekitar Gunung Sebelat, yang terdapat di Taman Nasional Kerinci. Di daerah ini, orang bunian kerap disebut sebagai Uhang Pandak. Saking terkenalnya kisah orang bunian di daerah ini sampai memancing peneliti internasional bernama Deborah Martyr yang melakukan penelitian dan pencarian orang bunian tersebut. Namun hingga kini penelitian Deborah Martyr diketahui belum menghasilkan sesuatu yang signifikan.


Uhang Pandak, secara bebas bisa diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Orang Pendek. Konon keberadaan orang pendek ini telah diketahui sejak lampau, meskipun belum ada bukti yang benar-benar nyata akan keberadaan orang pendek ini. Keberadaan orang pendek diketahui berasal dari orang-orang yang secara tak sengaja bertemu dengan orang-orang pendek ini di hutan. Menurut cerita, orang pendek ini berwujud seperti manusia, tetapi dengan beberapa perbedaan yaitu postur tubuhnya yang lebih pendek dari manusia pada umumnya (kurcaci?) sekitar 80 cm hingga 150 cm. 

Namun demikian, ketika para peneliti dengan sengaja ingin melakukan pencarian tentang keberadaan orang pendek ini selalu gagal, cerita-cerita pertemuan tak sengaja manusia di hutan dengan orang pendek ini selalu muncul. Para peneliti merasa bahwa jika orang pendek ini benar-benar ada, populasinya mungkin terancam dengan meningkatnya populasi manusia yang semakin banyak.


Penelitian mengenai orang pendek atau Uhang Pandak ini semakin meluas hingga ke tempat yang jauh dari Sumatra yaitu Nusa Tenggara tepatnya di Flores. Pada tahun 2003, para peneliti menemukan kerangka lengkap yang mempunyai ciri-ciri seperti orang pendek. Kerangka hominid kecil tersebut ditemukan di Gua Liang Bua. Selain kerangka, terdapat juga peralatan-peralatan yang sepertinya milik kerangka tersebut. Penemuan ini sontak menggegerkan dunia, karena belum pernah ditemukan spesies manusia dewasa dengan tinggi 3 kaki 6 inci. 

Penemuan kerangka "kurcaci" ini semakin diperkuat dengan kisah-kisah dari warga setempat yang mengaku masih sering berjumpa dengan orang pendek yang tinggal jauh di dalam hutan. Namun kisah-kisah itu tidak membuat misteri orang bunian, atau orang pendek, atau orang kecil terkuak. Kisah-kisah itu malah menyebabkan para peneliti tambah bertanya-tanya mengenai sejarah umat manusia.

0 comments:

Post a Comment