Sebuah perdebatan unik beberapa waktu lalu diselenggarakan dengan dua kelompok peserta, yaitu yang pertama adalah tim debat dari Universitas Harvard. Tim ini beranggotakan tiga orang mahasiswa cerdas yang tergabung dalam "Ivy League" atau kelompok terpilih di Harvard. Dan yang kedua, lawan dari kelompok Harvard, adalah tiga orang narapidana penghuni Eastern New York Correctional Facility, sebuah penjara yang dilengkapi sistem keamanan maksimum.
Ketiga narapidana tersebut merupakan tahanan atas kasus kekerasan hingga pembunuhan. Dan dalam pertandingan tersebut, yang menjadi topik debat adalah "Apakah sekolah-sekolah di AS boleh mengeluarkan siswa yang orang tuanya masuk ke AS secara ilegal?"
Dengan melihat latar belakang para peserta, hampir bisa disimpulkan bahwa tim dari Harvard akan memenangkan pertandingan dengan mudah. Tetapi ternyata apa yang terjadi di arena sangat bertolak belakang. Tim elit dari Harvard dikalahkan oleh tiga narapidana tersebut! Sangat di luar dugaan.
Tim narapidana tersebut mengajukan sebuah gagasan yang tak diperkirakan oleh tim dari Harvard. Sehingga, Carl Snyder, Dyjuan Tatro, dan Carlos Pulanco, ketiga napi tersebut bisa memenangkan debat tersebut. Menurut ketiga napi tersebut, jika sekolah-sekolah negeri mengeluarkan siswa, maka yang harus bertanggung jawab adalah organisasi non-pemerintah dan sekolah swasta dengan memberikan pendidikan yang layak.
Namun meski merupakan tim elit, tim Harvard yang merupakan juara debat tingkat nasional mengakui secara jantan kekalahan mereka dengan menyebutkan bahwa tim napi berhasil memanfaatkan kelengahan tim mereka dengan baik. Bahkan, salah seorang anggota tim Harvard, Anis Carnaell mengaku terkesan dengan ketiga napi tersebut.
Rupanya tim napi sebelum berduel dengan tim Harvard, telah melakukan persiapan selama dua tahun. Tim debat narapidana ini merupakan hasil dari gagasan Bard College. Dan sejak pertama kali dibentuk, tim debat ini telah mengalahkan tim debat dari US Military Academy dalam sebuah arena debat di West Point dan Universitas Vermont. Namun, mengalahkan tim Harvard adalah prestasi yang membanggakan.
Salah seorang anggota tim napi bernama Carlos Pulanco, yang berusia 31 tahun mengaku sangat bangga bisa mengalahkan tim debat elit dari Harvard. "Kami sangat bersyukur mendapatkan kesempatan itu. Membuat kami percaya diri." Kata Pulanco. Kemenangan itu juga mendapatkan pujian dari pihak Universitas Harvard yang secara jantan mengakui kemenangan tim napi. "Kami justru bangga kalah dari tim fenomenal yang cerdas dan pandai berargumentasi pada akhir pekan ini," kata pihak Universitas Harvard.
0 comments:
Post a Comment