Monday, November 16, 2015

// // 1 comment

Pria Tasikmalaya ini Berhasil Pecahkan Salah Satu Rumus Matematika Paling Rumit di Dunia

Bagi kebanyakan orang, matematika merupakan salah satu ilmu yang menuntut ketelitian tinggi. Tak jarang banyak yang mengatakan bahwa pelajaran ini adalah pelajaran paling sulit di sekolah. Meski begitu, ada juga orang yang dikaruniai ketelitian luar biasa hingga bisa membuat pelajaran matematika menjadi pelajaran yang mengasyikkan. Seorang pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat bahkan berhasil memecahkan salah satu persamaan matematika paling rumit di dunia, yang selama 30 tahun buntu tanpa ada yang mampu memecahkannya.
Dr. Yogi Ahmad Erlangga, nama pria tersebut. Dr. Yogi yang berhasil menempuh S3-nya di Belanda ini merupakan lulusan Cum Laude dari Universitas ITB, baik jenjang S1 dan S2-nya. Adalah persamaan Helmholtz, yang merupakan rumus terumit yang dikenal dalam matematika. Atas keberhasilannya ini, Dr. Yogi kini banyak diburu oleh perusahaan-perusahaan serta konglomerat terkemuka internasional yang memburunya untuk bersedia menjadi pembicara di kuliah-kuliah umum.

Saking rumitnya, menurut Dr. Yogi, banyak pakar dan ilmuwan yang menghindari untuk berurusan dengan persamaan Helmholtz ini. Dr. Yogi sendiri merasa tertantang untuk memecahkan rumus ini ketika sedang menempuh studi S3-nya di Belanda. Ketika itu, perusahaan minyak ternama Shell meminta universitas tempatnya belajar untuk memecahkan rumus Helmholtz. Tak tanggung-tanggun, Shell bersedia mendanai riset untuk memecahkan rumus ini dengan mengeluarkan dana mencapai enam milyar.

Dengan keberhasilannya ini, banyak perusahaan-perusahaan minyak yang meminta bantuannya. Mengapa, karena dengan menggunakan rumus ini, perusahaan-perusahaan minyak akan mampu menemukan sumber minyak yang ada di perut bumi 100 kali lebih cepat. Dengan menggunakan gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dari perut bumi dengan akurasi tinggi.

Namun, meskipun berhasil memecahkan rumus matematika ini, Dr. Yogi tidak mau mematenkan penemuannya ini. Termasuk dengan memberinya nama Erlangga Equation. Menurut Dr. Yogi, mematenkan sesuatu hanya akan menghambat ilmu pengetahuan itu selanjutnya. Dr. Yogi kemudian hanya membahas penemuannya ini dalam tesisnya, yang dinobatkan sebagai tesis terbaik di seluruh Belanda.

“Saya ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu hak manusia. Hak ini bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source ” kata Dr. Yogi. Dengan terpecahnya salah satu rumus matematika paling rumit ini, beberapa bidang akan merasakan manfaatnya, yaitu industri radar, penerbangan, penyimpanan data blue ray, kapal selam, serta aplikasi laser, dan beberapa bidang lain yang membutuhkan gelombang elektromagnetik.

Dr. Yogi bahkan sempat menuliskan persamaan ini dalam sebuah buku dan laris manis di Belanda. Saat ini hanya tinggal satu buku dan tak ada salinannya lagi. Kini, ia hanya berharap bahwa almamaternya yaitu ITB menjadi kampus yang lebih besar dan terkenal di Asia. Selain itu, pria yang rajin beribadah ini juga menginginkan agar Indonesia bisa lebih maju di masa depan dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain.

Namun, salah satu ambisi pribadi terbesarnya adalah melakukan penelitian di bidang penerbangan, khususnya Aeronotika dan Astronotika, perminyakan, serta biomekanik. Dr. Yogi yang merupakan dosen di Universitas Alfaisal University di Riyadh, Arab Saudi ini selain pernah memenangkan penghargaan VNO-NCW Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce, juga mendapatkan julukan sebagai "Habibie Muda" karena kecerdasannya dalam bidang matematika. Dulu, BJ Habibie juga menemukan rumus perambatan retak dan dijuluki Mr. Crack. Rumus temuan BJ Habibie itu hingga kini masih digunakan dalam industri penerbangan di seluruh dunia, termasuk NASA milik Amerika.

1 comment: