Monday, October 19, 2015

// // Leave a Comment

Fenomena Tren Pamer Hewan Buruan di Sosial Media

Akhir-akhir ini di berbagai media sosial populer seperti Facebook dan Twitter kerap muncul foto yang menampilkan seseorang sedang memamerkan hewan buruan. Hal itu sebenarnya tidak aneh, hanya saja menjadi sebuah tindakan yang keliru karena hewan buruan yang dipamerkan tersebut kebanyakan merupakan hewan langka yang dilindungi. Terbaru, seorang mahasiswi di Jawa Timur sempat dicari oleh pihak kepolisian karena memamerkan beberapa hewan langka yang kerap disebut Blacan, kucing liar yang mempunyai corak bulu seperti macan tutul.
Sebelumnya, beberapa foto serupa juga menghiasi halaman Facebook dan Twitter. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan orang-orang si pemburu tersebut? Apakah ketika berhasil memburu hewan langka dan kemudian memamerkan ke publik merupakan kebanggaan? Pengaruh dan peran media sosial sangat besar dalam hal ini. 
Kemudian juga, apa sebenarnya motivasi pemburu-pemburu tersebut dengan membunuh hewan-hewan langka dan kemudian memamerkannya? Apakah karena ingin dipuji? Atau ada motivasi lain? Sementara jelas bahwa menjual atau membeli, bahkan yang dengan sengaja membunuh hewan langka yang dilindungi termasuk tindakan kriminal. 

Selain foto mahasiswi dari Jawa Timur tersebut, ada juga yang sempat menjadi perbincangan karena postingan foto tersebut tergolong kejam. Seorang lelaki pemburu memamerkan seekor monyet langka terlihat digantung sementara sang pemburu berada di samping hewan buruannya dengan gagah sambil menenteng senapan. Tak hanya sampai di situ, dalam foto lain nampak bahwa pemburu tersebut memasak monyet tersebut dan memakannya. Tengkorak dan tulang belulang juga tak lupa difoto.

Menurut seorang sosiolog Musni Umar, pengaruh media sosial sangat kuat terhadap para remaja. Bahkan saking kuatnya, para remaja sampai tak bisa membedakan mana yang harus diupload mana yang tidak. Di sini, peran orang tua dan sekolah sangat besar untuk memberikan pemahaman terkait dengan penggunaan media sosial. Serta, sanksi yang tegas juga mutlak diperlukan untuk kasus-kasus semacam ini. (merdeka.com)

0 comments:

Post a Comment