Mitos Tentang Hari "Rebo Wekasan"

Rebo Wekasan merupakan istilah dalam bahasa Jawa, yang apabila dialihbahasakan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi "Rabu Terakhir". Hari "Rebo Wekasan" akan bisa ditemui pada hari Rabu mendatang, tepat pada tanggal 1 Januari 2014. Sementara pada perhitungan bulan kalender Hijriyah, hari Rabu tanggal 1 Januari 2014 merupakan hari terakhir dalam bulan Sapar, dan mitos inilah yang kemudian berkembang; Hari Rabu terakhir di bulan Sapar.

Ternyata bulan Sapar (Shafar) banyak dipercayai oleh sebagian besar bangsa Arab sebagai bulan kesialan, dan anggapan itu sedikit banyak berpengaruh dalam pikiran masyarakat Jawa. Tetapi, tidak semua orang mampu memahami makna hari Rebo Wekasan, dan dikatakan hanya orang-orang golongan sufi yang mampu memahami peristiwa ini, seperti yang dikatakan salah seorang tokoh di Jawa Timur, H. Umar Efendi.

"Kaum sufi dan masyarakat Jawa kuno mempercayai bahwa setiap tahun akan turun 32.000 bala, dan itu akan terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Sapar." kata H. Umar. Dan seperti kebiasaan masyarakat Jawa, bahwa bala atau bencana dapat ditolak dengan semacam ritual, dan masyarakat muslim bisa menjalankan sholat sunnah empat rakaat dengan sekali salam pada waktu Dhuha. Sementara untuk doanya, pada rakaat pertama setelah Al-fatihah bisa membaca Al-Kautsar sebanyak 17 kali, rakaat kedua membaca Al-Ikhlas 50 kali (referensi lain tertulis 5 kali), kemudian Al-Falaq dan An-Nas sebanyak satu kali. Setelah salam kemudian dilanjutkan membaca ayat ke-21 Surat Yusuf sebanyak 360 kali dan bacaan Jahratul Kamal 3 kali dan Surat Ash-Shafaat ayat 180-182.

Meskipun begitu, beberapa ulama menolak mitos hari Rebo Wekasan ini karena tidak ada hadits atau dalil khusus yang menjelaskan bahwa hari Rabu di akhir bulan Sapar adalah hari turunnya bencana atau musibah. Meskipun begitu, ada sebuah hadits daif yang menjelaskan bahwa Hari Rabu terakhir di bulan Sapar akan datang kesialan yang terus menerus, tetapi hadits ini masih diperdebatkan.