Monday, March 23, 2015

// // Leave a Comment

Pelajar Purbalingga Kritik Fenomena Batu Akik Lewat Film

Fenomena batu akik memang luar biasa. Kepopuleran batu hias ini tak hanya di kalangan tertentu saja tapi hampir semua kalangan dari kaum muda hingga orang dewasa, semuanya menggandrungi batu-batu hias ini. Di satu sisi kepopuleran batu akik ini membawa berkah, tapi di sisi lain fenomena ini juga menyebabkan kerugian terutama terkait dengan kelestarian alam.



Melihat fenomena itulah sekelompok pelajar di Purbalingga membuat sebuah film pendek yang berisi kritik sosial terhadap fenomena batu akik. Sekumpulan pelajar SMA di Purbalingga yang tergabung dalam komunitas "Gerilya Pak Dirman Film" ini membuat film pendek yang diberi judul "Begal Watu."

Menurut sutradara film ini, Dinda Gita Rosita yang masih merupakan siswa kelas X di SMA Rembang Purbalingga ini, film Begal Watu merupakan sebuah kritik atas boomingnya batu akik yang diikuti penambangan bahan baku batu akik yang tak memperhatikan kelestarian lingkungan dan situs-situs sejarah. Film Begal Watu sendiri berkisah mengenai seorang anak muda yang tergila-gila dengan batu akik yang setiap hari berusaha mencari batu akik di manapun. 


Menurut aktivis sosial yang juga merupakan pegiat film pendek Bowo Leksono, fenomena yang diangkat dalam film Begal Watu merupakan fenomena nyata yang terjadi di Purbalingga. Ke depannya, film Begal Watu yang dibiayai oleh komunitas Gerilya Pak Dirman Film ini akan diikutkan dalam Kompetisi Pelajat Banyumas Raya Festival Film Pelajar 2015 pada Mei nanti.

0 comments:

Post a Comment