Perkembangan teknologi yang gila-gilaan selama beberapa tahun terakhir, khususnya di sektor pembangunan dan urbanisasi secara langsung berdampak pada populasi tanaman dan pepohonan yang ada di bumi. Jika pembangunan urbanisasi tak terkontrol terus dilakukan, sekitar 21% tanaman akan segera menghilang dari muka bumi. Salah satu tanaman yang telah menghilang dari tempat asalnya adalah Bunga Lili Air, yang menghilang dari tempat asalnya yaitu Rwanda.
Bunga Lili Air menjadi korban perluasan populasi manusia yang membutuhkan lahan lebih untuk pertanian dan tempat tinggal. Steve Bachman, seorang peneliti tanaman berkata,"Penduduk semakin bertambah, dan kita perlu lahan. Pada dasarnya habitat alami diubah agar kita punya perkebunan kedelai, tanaman, ternak, dan hasilnya, itu menyebabkan banyak spesies kehilangan habitat," ujar Bachman seperti dilansir VOA News.
Royal Botanic Garden di London memiliki 391.000 spesies tanaman yang terdaftar, namun lebih dari 80.000 spesies terancam punah. Selain faktor pembangunan, beberapa faktor lain juga turut mempengaruhi kelangsungan tanaman-tanaman tersebut, seperti pertanian, urbanisasi, serta penebangan pohon dan pemotongan tanaman. Selain itu faktor perubahan iklim juga turut mempengaruhi populasi.
Meski 21% terancam punah, setiap tahun para ilmuwan juga menemukan spesies baru. Setiap tahun, sekitar 2.000 jenis tanaman baru berhasil diidentifikasi. Namun tentunya penemuan spesies baru tersebut harus diimbangi dengan usaha untuk melestarikan agar tidak segera menghilang. Beberapa ilmuwan mengusulkan agar ilmu tentang tanaman atau Botani dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.